Penelitian yang dipimpin oleh Profesor Shaw itu berhasil mengidentifikasi dua protein atau ‘peptida’ yang dapat mengontrol ‘angiogenesis', sebuah proses pembuatan pembuluh darah dalam tubuh.
Penemuan ini berpotensi mengembangkan obat baru penyakit yang telah mempengaruhi kondisi manusia selama70 tahun dan dirasakan lebih dari satu miliar orang di seluruh penjuru dunia itu.
Protein itu ditemukan dalam sekresi pada kulit katak Waxy Monkey dan the Giant Firebellied Toad. Dalam penelitian itu, para ilmuwan menangkap katak-katak dan mengambil protein hasil sekresi pada kulit katak sebelum melepaskan kembali ke alam bebas. Katak-katak itu tak menderita sedikitpun selama proses ini.
Menurut Profesor Shaw, protein yang ditemukan itu memiliki kemampuan, baik untuk merangsang atau membatasi pertumbuhan pembuluh darah.
Dia mengatakan, protein yang ditemukan pada kulit katak the Waxy Monkey bisa menghambat angiogenesis. Dengan ‘mematikan', angiogenesis dan menghambat pertumbuhan pembuluh darah, protein ini berpotensi dapat membunuh tumor kanker.
Kebanyakan, tumor kanker hanya dapat tumbuh sampai ukuran tertentu sebelum mereka memerlukan pembuluh darah yang tumbuh dalam tumor untuk memasok nutrisi penting dan oksigen. "Menghentikan pertumbuhan pembuluh darah akan memperkecil kemungkinan penyebaran tumor dan akhirnya membunuh tumor kanker," kata Sahw seperti dilansir laman medindia.net.
Sebaliknya, para ilmuwan menemukan protein yang mampu menghidupkan dan merangsang pertumbuhan pembuluh darah pada the Giant Firebellied Toad. Protein ini sangat potensial menyembuhkan susunan organ yang ditransplantasi, luka diabetes, dan kerusakan yang disebabkan oleh stroke atau kondisi jantung.
Shaw mengatakan penelitian yang dilakukan timnya ini merupakan keberhasilan mendapatkan solusi alami, padahal metode percobaan obat lain mengalami kegagalan. Karena besarnya potensi ini, angiogenesis menjadi target utama dari penelitian pengembangan obat-obatan selama empat puluh tahun. "Meski dana yang dikeluarkan peneliti dan perusahaan obat dunia cukup besar US$ 4-5 juta, mereka belum mengembangkan obat yang efektif membunuh target, mengontrol dan mengatur pertumbuhan pembuluh darah," kata dia.
Usaha ini, kata Shaw, telah membuka potensi alamiah untuk pengobatan, yakni dengan penemuan sekresi pada kulit katak dan kodok bangkong. "Kami sangat yakin alam memiliki solusi terhadap banyak masalah kita," kata dia.
Peneliti dari Queen ini mendapat penghargaan inovasi penyakit jantung pada Medical Future Innovation di London. Penghargaan ini termasuk anugrah bergengsi Eropa dalam bidang kesehatan dan bisnis.
0 Response to "Kulit Katak Hasilkan Obat Kanker"
Posting Komentar