Survei Komisi Penanggulangan AIDS (KPA), menyatakan, secara nasional terdata bahwa sebanyak 66 persen remaja putri usia sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) tidak lagi perawan yang artinya pada usia sekolah tersebut mereka sudah mengenal seks bebas.
Pemberitaan di berbagai media, tampaknya menunjukkan fenomena yang sama terjadi di berbagai kota, tidak terbatas pada kota-kota besar melainkan juga pada kabupaten-kabupaten kecil.
Temuan berdasarkan survey atau penelitian semacam ini memang benar-benar bukan merupakan berita yang menggembirakan. Tapi itulah kenyataan yang mengemuka yang telah hadir dalam kehidupan kita.
Meluasnya perilaku yang semula dianggap hanya terjadi pada anak-anak di berbagai kota besar, dan kini telah merembes sampai ke pelosok menunjukkan adanya persebaran pengaruh buruk yang terjadi. Salah satu faktor dari beragam faktor yang ada adalah kemajuan teknologi misalnya berupa kemudahan mendapatkan kepingan CD film-film porno atau berkembangnya kepemilikian HP dengan fasilitasi yang mampu menampung, menerima dan menyebarluaskan film-film porno.
Hal yang mengkhawatirkan apabila seks bebas telah dinilai sebagai bagian dari gaya hidup. Anak/pelajar yang tidak melakukan dianggap sebagai anak yang ketinggalan jaman. Bila benar hal tersebut yang terjadi, maka memang sinyal yang ada bukan sekedar lampu kuning lagi yang memberi peringatan, melainkan benar-benar patut mendapatkan perhatian kita semua.
Entah apa yang dipikirkan oleh remaja-remaja ini, padahal kita ini bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi tradisi ketimuran yang memegang teguh ajaran agama, dan kita semua tahu bahwa seks sebelum menikah adalah dosa besar.
Sebagai masyarakat yang “melek pendidikan,” kita semua pasti tahu apa dampak-dampak yang ditimbulkan oleh seks pra nikah. Kehamilan yang tidak diinginkan, penyakit kelamin, sampai pandangan negatif orang-orang sekitar yang bakal menjadi aib seumur hidup. Harus kita sadari, media teknologi yang makin canggih saat ini juga menjadi faktor pemicu. Selain itu, kurangnya ajaran agama dan pendidikan moral yang diberikan pun juga menjadi faktor terjadinya seks bebas di kalangan remaja saat ini.
Tapi, selain faktor-faktor tersebut, semua itu tergantung pada diri kita sendiri. Seks sebelum nikah tidak ada gunanya, hanya akan merugikan kita, para remaja yang masih mau meniti masa depan. Ada yang bilang kalau seks dilakukan berdasarkan cinta yang terlalu menggebu-gebu. Jangan tersugesti! Sebagai remaja, jatuh cinta adalah hal wajar, tapi harus dijalani dengan normal. Tanpa hubungan seks pun, kita masih tetap bisa menunjukkan perasaan cinta kita kepada pasangan (pacar). Intinya, kita harus tegas! Jangan pernah terpengaruh oleh ajakan seks bebas.
Artikel lain yang mungkin Anda sukai :
6 Pelajaran Kebahagiaan dari Anak-AnakGrafologi, Ilmu Atau Seni Membaca Tulisan Tangan SeseorangSkizofrenia20 Alasan Kenapa Facebook Patut DitinggalkanBelajar Psikologi ala "James Bond"10 tips mengatasi depresiPeran Ayah Dalam Pertumbuhan Anak4 Tipe Pekerja Berdasarkan Manajemen Emosi
0 Response to "Fenomena Seks Bebas di Kalangan Remaja"
Posting Komentar