Seorang kosmolog utama Oxford University menyatakan bahwa ia berhasil mengamati efek kosmik dari sebuah kejadian yang mendahului Big Bang.
Roger Penrose, kosmolog itu menyebutkan, saat mengamati radiasi latar belakang gelombang mikro kosmik, ia menemukan gema dari kejadian-kejadian sebelum Big Bang. Berarti, Big Bang bukanlah awal terciptanya jagat raya seperti yang diyakini saat ini.
Penrose menyebutkan, ada lubang hitam yang hadir sebelum Big Bang dan telah meninggalkan pengaruh yang bisa diamati di alam raya kita. Bentuknya seperti lingkaran konsentrik di sekitar kluster galaksi di mana di dalamnya terdapat variasi temperatur yang rendah.
"Pemikiran bahwa jagat raya dimulai dari sebuah dentuman dahsyat yang disebut Big Bang dan kemudian meluas setelahnya merupakan pemikiran yang salah," kata Penrose, seperti dikutip dari BBC.
"Pemikiran bahwa jagat raya dimulai dari sebuah dentuman dahsyat yang disebut Big Bang dan kemudian meluas setelahnya merupakan pemikiran yang salah," kata Penrose, seperti dikutip dari BBC.
Untuk mengganti teori itu, ia mengemukakan teori yang disebut Conformal Cyclic Cosmology. Pada teori barunya ini, tidak ada asal muasal jagat raya dan ia mengklaim telah memiliki sejumlah data yang mendukung teorinya tersebut.
“Analisis dari Wilkinson Microwave Background Probe (WMAP) yang menganalisa latar belakang gelombang mikro kosmik pada peta selama 7 tahun telah mengungkapkan lingkaran konsentrik,” kata Penrose,
Lingkaran ini, kata Penrose, telah dikonfirmasi keberadaannya setelah analisis yang sama diterapkan pada data dari BOOMERanG98, yang mengeliminasi kemungkinan adanya penyebab instrumental terhadap efek tersebut.
“Analisis dari Wilkinson Microwave Background Probe (WMAP) yang menganalisa latar belakang gelombang mikro kosmik pada peta selama 7 tahun telah mengungkapkan lingkaran konsentrik,” kata Penrose,
Lingkaran ini, kata Penrose, telah dikonfirmasi keberadaannya setelah analisis yang sama diterapkan pada data dari BOOMERanG98, yang mengeliminasi kemungkinan adanya penyebab instrumental terhadap efek tersebut.
“Prediksi observatorial ini tidak bisa dijelaskan dengan mudah menggunakan standar komsologi inflationary yang ada saat ini,” ucap Penrose.
Penrose menyebutkan, lingkaran itu terbentuk akibat sejumlah gelombang yang merepresentasikan kejadian-kejadian yang mendahului Big Bang.
Dalam skema yang saya tawarkan, terdapat ekspansi eksponensial akan tetapi itu bukan aeon (masa yang berabad-abad lamanya) kita. Penrose mengatakan, “Saya berani menyatakan bahwa aeon ini merupakan penerus dari kejadian sebelumnya, di mana masa depan dari aeon sebelumnya merupakan Big Bang di aeon kita".
Artikel lain yang mungkin Anda sukai:
Kutub Utara dan Selatan Bumi Bergeser Tiap 200 Ribu Tahun
Fosil Berusia 30 Ribu Tahun di Siberia "Kerabat" Orang Papua
DNA Mitokondria Buktikan Gajah Afrika Terdiri dari Dua Spesies
Peneliti Fosil Temukan Bukti Pemusnahan Massal2010, Tahun Dengan Cuaca Terpanas Sepanjang Sejarah
Misteri-Misteri Tak Terpecahkan di Bidang Sains
Manfaat Gempa Bumi Bagi Kehidupan
Memprediksi Gempa Bumi dari Sinar Matahari
Skala Tsunami Bisa Diprediksi Menggunakan GPS
Moyang Manusia Modern Kawini Neanderthal
Cahaya Lampu Kota Dapat Mencemari Udara?
Pembangkit Listrik Tenaga Matahari Malam Hari
Menginap di Hotel Terbuat dari Es
Picturesque Bugarach, Desa Ini Diyakini Sarang Alien
Al-Battani
CO & CO2
TANAH LONGSOR
Kutub Utara dan Selatan Bumi Bergeser Tiap 200 Ribu Tahun
Fosil Berusia 30 Ribu Tahun di Siberia "Kerabat" Orang Papua
DNA Mitokondria Buktikan Gajah Afrika Terdiri dari Dua Spesies
Peneliti Fosil Temukan Bukti Pemusnahan Massal2010, Tahun Dengan Cuaca Terpanas Sepanjang Sejarah
Misteri-Misteri Tak Terpecahkan di Bidang Sains
Manfaat Gempa Bumi Bagi Kehidupan
Memprediksi Gempa Bumi dari Sinar Matahari
Skala Tsunami Bisa Diprediksi Menggunakan GPS
Moyang Manusia Modern Kawini Neanderthal
Cahaya Lampu Kota Dapat Mencemari Udara?
Pembangkit Listrik Tenaga Matahari Malam Hari
Menginap di Hotel Terbuat dari Es
Picturesque Bugarach, Desa Ini Diyakini Sarang Alien
Al-Battani
CO & CO2
TANAH LONGSOR
0 Response to "Teori Baru Lahirnya Alam Semesta"
Posting Komentar